Persona: Topeng Kepribadian Yang Dimiliki Setiap Orang

Wpfreeware 2021-11-11 10:33:35 health

Source: Google Image

Sadarkah bahwa selama ini kita tentunya menggunakan setiap persona jika berhadapan dalam suatu lingkungan satu ke lingkungan lainnya? Pasalnya setiap orang memiliki persona yang disadari dan tidak disadari keberadaannya. Persona merupakan wajah sosial yang kita rancang untuk memberi kesan terhadap orang lain.


Istilah yang lebih mudah dipahami untuk pengertian persona adalah pencitraan yang dibuat dan dibangun, lalu tumbuh bersama diri anda di lingkungan sekitar yang anda tinggali. Namun hal ini berbeda dengan kemunafikan diri, pada dasarnya persona meliputi kepribadian yang kita miliki namun bersifat publik bukan bersifat personal atau privat.


Menurut Carl Gustav Jung, seorang psikolog berkebangsaan Swiss yang menyatakan bahwa persona adalah sisi kepribadian seseorang yang ditunjukkan kepada dunia. Jung percaya bahwa setiap manusia  terlibat dalam peranan tertentu yang dituntut oleh dunia sosial. Misalnya seorang politikus diharapkan menampilkan muka penuh keyakinan untuk memenangkan suara masyarakat dan aktor dituntut untuk memamerkan gaya hidupnya sesuai dengan keinginan publik (Jung, 1950/1959 dalam Feist & Feist, 2010). 


Hal tersebut membuat setiap manusia memiliki persona atau topeng wajah sosial kita yang kita bangun dan dirikan dengan sendirinya. Seperti seorang public figure, mereka akan membangun persona sebagai seorang idola yang membanggakan dan berkarya di depan orang banyak. Tentunya kita tidak selalu disuguhkan oleh persona pribadinya.


Camaleones sociales: Personas que cambian según las circunstancias -  Tendencias - Opinión Bolivia

Source : Google Image

Meskipun persona merupakan hal penting dari sisi kepribadian kita, seharusnya kita bisa menyeimbangkan harapan sosial dan kepribadian yang asli dengan baik. Agar tetap memiliki inner self dalam persona yang kita bangun. Jika cenderung berat sebelah pada topeng sosial yang kita kenakan, kita akan terus menerus hidup hanya untuk harapan sosial.


Tentunya hal tersebut membuat diri kita merasakan lelah dan tidak baik untuk kesehatan mental kita. Dampaknya kita akan terus menambah persona setiap memiliki lingkungan sosial baru dan bisa saja menghilangkan kepribadian sejati yang kita miliki.


Pada hakikatnya persona hanya dibutuhkan untuk bertahan hidup, membantu diri mengontrol perasaan, pikiran dan tingkah laku yang tujuannya untuk menciptakan kesan tertentu kepada orang lain dan tidak sama sekali menyembunyikan hakikat pribadi yang sebenarnya.


Seperti halnya yang dituturkan oleh Alwisol kita akan dengan diri sendiri dan perasaan sendiri yang akhirnya bisa menjadi manusia palsu dan sekedar pantulan masyarakat jika terlalu membangun persona, bukan menjadi manusia otonom. Oleh karena itu persona dan inner self harus balance adanya.

Similar Post You May Like