Kilas Balik Tentang Daerah Dayeuh Kolot Di Bandung
Dayeuh Kolot 1920-1930
Bandung memang memiliki banyak kawasan yang menjadi saksi bisu sejarah yang tercatat. Salah satu kawasan yang kini selalu di padati kendaraan adalah kawasan Dayeuh Kolot. Dimana sebelum dikenal dengan nama Dayeuh Kolot, dulu daerah ini memiliki nama Karapyak yang memiliki makna \\\'rakit penyebrangan\\\' yang disusun dari batang-batang bamboo.
Karapyak merupakan daerah yang ditinggali para Bupati Bandung hingga tahun 1810. Dimana Bupati yang menjabat pada masa itu adalah R.A Wiranatakusumah II yang menjabat dari tahun 1794-1829. Kemudian Gubernur Jenderal Hindia Belanda Bernama Daendels, memindahkan pendopo Kabupaten Karapyak ke tepi sungai Cikapundung. Pemindahan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk daerah tersebut bisa lebih berkembang.
Source: Pacansordayeuhkolot
Akibat dipindahkannya pusat pemerintahan, maka segala hal yang berkaitan dengan pemerintahan dan perekonomian beralih ke daerah baru. Sementara warga Karapyak yang semulanya merupakan pusat pemerintahan disebut orang-orang sebagai kota tua atau Kota Lama. Sebab itulah, daerah yang dulunya merupakan pusat pemerintahan disebut orang-orang sebagai Kota Tua atau Kota Lama. Sebab itulah, daerah yang dulunya Bernama Karapyak kini disebut dengan Dayeuhkolot. Dimana dalam bahasa Sunda \'Dayeuh\' memiliki arti kota dan \'kolot\' berarti tua.
Dayeuhkolot merupakan daerah yang rawan banjir
di Bandung. Karena letak geografis Dayeuhkolot dan Baleendah itu berdekatan,
maka bisa dipastikan jalur transportasi dari/ke Kota Bandung yang padat pun
terputus selama banjir hingga melumpuhkan kegiatan ekonomi masyarakat. Tentunya
permasalahan iniah yang masih menjadi masalah bersama pemerintah Kabupaten dan
Kota Bandung.